Senin, 09 November 2015

Habib Novel bin Muhamamd Alaydrus Himbau Aswaja Untuk Bersatu dan Merapatkan Barisan



Habib Novel bin Muhamamd Alaydrus Himbau Aswaja Untuk Bersatu dan Merapatkan Barisan


Sayyidil Habib Novel bin Muhammad Alaydrus menghimbau kepada seluruh umat Islam pengikut ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) di Indonesia agar bersatu, merapatkan barisan, dan saling mendukung satu sama lainnya. Hal ini beliau sampaikan dalam mau’idzoh hasanah di depan puluhan ribu jama’ah Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah Malang pada Sabtu malam Ahad (11 Muharram 1437 H/ 24 Oktober 2015).

 Menurutnya, saat ini Indonesia ini bisa aman, tentram, dan damai, tidak terjadi pergolakan yang besar dan tidak terjadi pertempuran itu semua karena Aswaja yang masih mayoritas di negeri ini.
Pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah Surakarta ini pun kemudian mengutip ceramah dari Sayyidil Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Muhammad Shihab. Dikatakan, selama Ahlussunnah wal Jama’ah itu mayoritas di Indonesia, dan itu telah terbukti sampai hari ini kita mayoritas, maka golongan yang lain pun akan hidup aman dan tentram, tidak mungkin dimusuhi, tidak mungkin dianiaya, tidak mungkin dicaci, tidak mungkin dimaki. Justru mereka diayomi, justru dibiarkan, dan tidak akan terjadi pertentangan antara Ahlussunnah wal Jama’ah dengan yang lain. Tetapi nanti kalau Ahlussunnah wal Jama’ah tidak mayoritas, kalau Syiah sudah mayoritas, kalau Wahabi sudah mayoritas, maka ekstrimis-ekstrimis dari Wahabi maupun Syiah yang ekstrim itu pasti akan menjadikan Ahlussunnah wal Jama’ah tidak nyaman di negeri ini.


Buktinya, tahu Syiria? Saat ini Syria sedang bergejolak begitu besarnya. Syiria itu Ahlussunnah wal Jama’ahnya banyak. Syiria itu tempatnya Shufi. Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Bouthi rahimahullah yang meninggal dunia akibat dibom ketika mengajar tafsir Qur’an di masjid, beliau adalah seorang Shufi Ahlussunnah wal Jamaah. Tetapi, begitu Syiah yang ekstrim kuat di Syria, kemudian Wahabi yang ekstrim kuat di Syria, keduanya akhirnya saling berperang maka yang jadi korban adalah Ahlussunnah wal Jamaah.
Lagi, kita tengok negara Yaman. Banyak orang-orang Indonesia yang menuntut ilmu belajar di  negeri Hadhramaut Yaman. Lihatlah begitu ada Syiah yang ekstrim kuat di sana, kemudian Arab Saudi dengan Wahabinya yang ekstrim masuk ke sana, kemudian apa yang terjadi ketika Wahabi ekstrem bertemu dengan Syiah yang ekstrem? Terjadilah pertempuran dan peperangan. Yang jadi korban adalah Ahlussunnah wal Jama’ah.


Tapi di negeri ini di Indonesia, coba kita lihat Ahlussunnah wal Jamaah yang militan, Ahlussunnah wal Jamaah yang seperti kita ini yang jumlahnya mayoritas, maka tidak ada yang namanya penghancuran kepada orang-orang yang berbeda pemahaman dengan kita. Yang ada kita mempersilahkan mereka dengan golongannya selama mereka tidak menghina, mencaci, memaki, dan menganiaya Ahlussunnah wal Jamaah.
Mengambil pelajaran yang terjadi di Syria dan Yaman, Habib Novel bin Muhamamd Alaydrus mengingatkan kepada para jamaah terhadap bahaya Wahabi dan Syiah di Indonesia, akan tetapi ingat kita jangan pernah memusuhi mereka. Ketika kita menerangkan akan bahayanya Wahabi dan Syiah bukan berarti kita memusuhi Wahabi dan Syiah. Kita hanya ingin sebagai seorang Ahlussunnah wal Jama’ah itu waspada. Caranya bagaimana? Habib Novel Alaydrus menjelaskan salah satunya adalah dengan menghadiri majelis maulid, tetapi jangan hanya hadir saja. Mengikuti majelis maulid sudah bagus, tetapi lebih bagus lagi jikalau kita mengerti dan memahami ajaran dari shohibul maulid itu sendiri, mengetahui aqidah shohibul maulid, tahu bagaimana bertasawufnya, tahu bagaimana menguasai ilmu-ilmunya dan juga mengerti dalil-dali amalannya. Karena jika tidak begitu maka bukan mustahil suatu saat nanti Aswaja itu akan terhapus dari negeri ini.


Lihatlah yang namanya Wahabi, yang belum punya kekuatan apa-apa di negeri ini, tapi sudah berani bersuara dari mimbar ke mimbar mencaci maki tahlilan, yasinan, sholawatan, dan suka menuduh sesat. Itu Wahabi belum punya kekuatan sudah berani tampil di televisi mengatakan amaliah ahlussunnah mengirim pahala Quran Surat Al Fatihah tidak nyampai dan bahkan dikatakan sebagai perbuatan bid’ah. Na’udzubillah…
Makanya kalau kita ini Ahlussunnah wal Jama’ah yang benar tidak mau bersatu, tapi malah saling mencurigai, dan tidak merapatkan barisan maka nanti yang kasihan anak cucu kita. Usahakan dalam setiap majelis siapapun yang ikut majelis ini untuk saling mendukung, saling menyayangi, saling mencintai, dan saling merapatkan barisan bukan justru saling mencurigai, saling merendahkan, atau saling merasa hebat. Dan begitu pula terhadap majelis-majelis yang lain, usahakan ajak dan dukung majelis tersebut. Sesama majelis diusahakan saling mendukung satu sama lain, selama itu majelis Ahlussunnah wal Jama’ah, selama itu aqidahnya Asy’ariyyah, selama itu mengikuti madzhab Imam yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali), selama itu tidak bengkok dari jalannya para leluhur auliya wash sholihin, maka itu adalah saudara kita dan saatnya merapatkan barisan.


Oleh: Sayyidil Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, Pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah Surakarta, yang disarikan dari mau’idzoh hasanah dalam tabligh akbar Majelis Riyadlul Jannah Malang, pada 11 Muharram 1437 H/ 24 Oktober 2015, bertempat di Balai Desa Pagedangan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Habib Novel bin Muhamamd Alaydrus Himbau Aswaja Untuk Bersatu dan Merapatkan Barisan was last modified: November 6th, 2015 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar